Bismillahirrahmanirrahim…
Wahai wanita…
Betapa mata ini tak pernah mampu untuk berhenti menatapmu. Keindahan dari Tuhanmu kau pertontonkan untuk kami, keindahan yang tak bisa disaingi apapun.
Auratmu yang tak pernah kau tutupi, tak pernah kau hiraukan. Tatapan-tatapan buas kami, seoalah membuatmu bangga. Kau makin menunjukkan keindahanmu pada kami, sampai kami tak mampu melawanmu.
Kau tahu, semua itu menguras air mata kami. Ketika hati ini ingin tunduk pada-Nya secara utuh, justru kau membawaku pada jurang penderitaan dunia. Mata ini tak mampu menghindar, meski kami terus berjuang. Kami sering lemah padamu, jadi tolong hentikan! Tutup auratmu, agar mata kami bisa utuh menghadap-Nya ketia Dia bertanya pada mata kami kelak.
Wahai Wanita…
Betapa penampilanmu membuat dirimu berharga dan terhormat. Kami yakin, siapapun pasti menghormatimu. Perhiasan-perhiasan yang indah dalam balutan gaun yang menakjubkan, seakan siapapun akan memandangmu kagum.
Ah, kami takluk jika kau tersenyum manja. Hati terselubung keinginan untuk terus melihat senyummu, kekayaan bibirmu yang akan menjadi rebutan setiap dari kami.
Kau tahu, dunia pun akan tunduk dengan hiasan bibirmu. Kami rakus akan pesonamu, namun kami juga rapuh akan kehilangan cinta dari-Nya. Kehormatan yang kau tampakkan hanyalah awal dari segala fitnah dunia, bukankah kehormatan dirimu yang sesungguhnya adalah menjaga diri dari segala perkara yang dilarang Allah Azza Wa Jalla?
Tolong hentikan! Segala kepalsuan duniamu. Jaga kehormatanmu demi duniamu dan akhiratmu, bukan..bukan akhiratmu, tapi akhirat kita. Kami pun ingin menjaga kehormatan kami, jadi tolong jangan kau tampilkan dirimu begitu murah dengan mempertontonkan perhiasan auratmu hanya demi kehormatan dunia.
Wahai wanita..
Betapa suaramu begitu syahdu, telinga ini enggan untuk pergi dari suaramu. Kemerduanmu membuat jantungku kian berdebar penuh harap. Ah, kami tak pernah mampu untuk menghindari suaramu, lembut..sangat lembut.
Suaramu yang kau buat begitu lemah lembut, membuat kami selalu bergetar. Entah mengapa, suaramu mendengung hebat di telingaku, terngiang-ngiang dalam kerinduan untuk segera mendengarnya kembali.
Kau tahu, suaramu yang kau buat selembut mungkin, membuatku tersiksa. Telinga ini ingin kami sumbat tapi kami tak mampu, meski disumbat sehebat apapun suaramu yang syahdu dan mesra tak mau hengkang dari telingaku.
Tolong, hentikan! Suara yang kau lembutkan bagi kami. Tegaskanlah suaramu pada kami, jangan kau lembutkan suaramu di hadapan kami. Sungguh sangat menyiksa. Kami takut, telinga kami tak bisa kami pertanggung jawabkan kelak.
Wahai wanita…
Betapa rona pipimu yang memerah, membuat bayang-bayangmu terasa mempesona. Malumu sudah menjadi bagian dari hidupmu, pesona yang tak mungkin pudar.
Malu-malumu yang tergambar dalam benak kami, meruntuhkan akal kami. Inginku segera menemuimu hanya untuk melihat perona kemerahan di pipimu.
Kau tahu, pipimu yang kemerahan karena malu memang kami rindukan. Tapi rasa malu mu bukanlah untuk kami, rasa malu mu adalah Mahkota yang harus kau jaga. Kau tanggalkan mahkotamu demi malu yang lain, yang dapat menggoda kami untuk mendekat padamu.
Tolong, hentikan! Rasa malu yang tak tahu malu. Banggalah pada mahkota malumu yang mampu menembus kemuliaan-Nya, jangan kau gantikan dengan rasa malu untuk menggoda kami, karena kau tahu kami pasti tergoda.
Yaa Allah, Yaa Robbul Izzati..
Ampuni kami yang tak mampu melindungi mata ini secara sempurna..
Menutup telinga ini dari kenistaan..
Menjaga lisan ini dari kedustaan..
Menjaga hati ini dari kemungkaran..
Kami memohon ampun atas iman yang sulit kami pelihara, tapi kami akan terus berusaha mendongkrak iman kami sampai kami mampu menggapai setia pada-Mu dan mengajak keluarga kami, saudara-saudara kami, sahabat kami, khususnya muslimah untuk tetap istiqomah dalam menjemput jannah-Mu. Aamiin.
www.bukanmuslimahbiasa.com
www.bukanmuslimahbiasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan pendapat anda? Adakah saran untuk admin?