Diambil dari Harian Umum Pikiran Rakyat, 15 Agustus 2004
Dicky Zaenal Arifin |
Selalu Berontak Terhadap Ketidakbenaran
Ia memang sosok yang disegani. Dilihat dari kejauhan, tubuhnya yang kekar dan gagah, sekilas nampak seperti sosok yang ditakuti. Namun setelah bertemu muka, senyum dan sapanya yang ramah mencairkan semuanya. Dia lah Dicky Zaenal Arifin, guru utama Lembaga Bela Diri Hikmatul Iman Indonesia. Lewat kekuatan tenaga dalam ia mengobati pasiennya.
BAGINYA, hidup adalah ibadah.
Itulah visi dan misi hidupnya, Untuk mendukung dan mencapai visi misinya
tersebut, ayah dari Pertala Maruta Mandraguna dan Reksa Gumarang
Kencana ini mendirikan Yayasan Hikmatul Iman Indonesia, 20 April 1989.
Dua divisi utamanya Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman (LSBD HI) dan
Hikmatul Iman Therapy House (HITH) telah berkembang dengan pesat. Dicky
yang bertindak sebagai pendiri sekaligus guru utama mengajarkan beberapa
materi bela diri berupa tenaga dalam, tenaga metafisika, dan silat.
Sebagai penemu bela diri ini,
alumnus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung ini mengaku
mulanya tidak menyadari kalau dirinya memiliki kelebihan-kelebihan
tertentu, khususnya dalam tenaga dalam. "Saya tumbuh seperti halnya
kebanyakan orang, kalaupun ada hal-hal yang mampu saya lakukan sementara
orang lain tidak. Mulanya saya anggap itu sebagai hal wajar," ungkap
Dicky.
Seiring dengan perjalanan waktu,
kesadaraan atas kelebihan yang dimilikinya mulai berkembang dalam diri
Dicky. Lantas, ia pun berpikir untuk mengaplikasikan kelebihannya itu
hingga dapat berguna bagi masyarakat banyak. Dicky pun mulai menggunakan
kelebihannya untuk melakukan pengobatan. Secara langsung dia melakukan
terapi pada pasien, namun ia mengakuinya juga sebagai sarana latihan.
"Saya melakukannya sekaligus
latihan. Jadi kondisi kesehatan saya tetap terjaga di tengah kesibukan
sehari-hari, walaupun saya yakin Allah juga memelihara saya," tukas
narasumber "Mutiara Subuh" yang ditayangkan ANTV hingga Oktober 2002
ini.
Setelah menyadari kalau dirinya
mampu mengobati penyakit, perlahan-lahan kemampuan bela diri mulai
muncul padanya, Ia pun sempat bertanya-tanya dari manakah asal kekuatan
yang ia miliki?
Lewat rasa ingin tahu yang besar,
pengasuh acara interaktif Aura di Radio Dahlia setiap Selasa malam ini
mengamati proses dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam tubuhnya sendiri,
hingga akhirnya ia sampai pada keseimpulan bahwa di dalam tubuhnya
terjadi pergerakan aktif sel-sel yang semakin lama semakin menguat hinga
menghasilkan energi. Konsep itulah yang kemudian ia terapkan dalam
mengajarkan tenaga dalam pada siswa-siswa yang tergabung di LSBD HI.
"Setiap orang bisa memiliki energi-energi dalam dirinya, tentu saja setelah melalui latihan-latihan tertentu," jelasnya.
Walaupun latar belakang pendidikannya ilmu sosial, namun penemu teknologi untuk mengaktifkan sel otak ini (brain activator)
berhasilkan membuat berbagai temuan hanya dengan bermodal kemampuan
kritisnya dalam berpikir dan memahami ayat-ayat Alquran. Ia berhasil
menemukan mikroba negatif yang bermanfaat, juga beberapa penemuan
tentang gelombang elektromagnetik dan pupuk serta pakan organik.
**
SUATU organisasi tentunya tak
lepas dari visi dan misi yang ingin disampaikan pendirinya. Dengan niat
ibadah dan menyebarkan kebenaran (alhaq), Dicky menggagas
Hikmatul Iman Indonesia sebagai lembaga dakwah yang lebih terorganisasi
dan profesional. Ia mengaku dengan mendirikan organisasi membuat arah
syiar semakin jelas.
Pria kelahiran Bandung, 22 Maret
1968 ini bertindak sebagai ketua Yayasan Hikmatul Iman memiliki misi
utama membina dan mengembangkan syiar Islam disamping membentuk pribadi
yang berahlakul karimah, membina mental spiritual generasi muda
yang sehat, dan membantu pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional
baik di bidang pendidikan, sosial ekonomi, dan kesehatan masyarakat.
Kiprahnya yang fenomenal ini
membuat dirinya tercatat sebagai salah satu tokoh dalam 101 tokoh
"Profil Top Indonesia" yang diterbitkan Pusat Profil dan Biografi
Indonesia
Dalam jangka panjang, ia
bercita-cita membangun rumah sakit gratis yang diperuntukkan, terutama
bagi masyarakat golongan ekonomi menengah bawah. Harapan lainnya adalah
mendirikan padepokan sebagai tempat silaturahmi dan menambah syiar Islam
serta menambah ikatan persaudaraan.
Lewat kegiatan yang dilakukannya,
Dicky berharap di era mendatang umat Islam bangkit kembali meraih
kejayaan seperti masa silam, ketika umat Islam memegang kendali atas
perkembangan ilmu pengetahuan. "Untuk itu kita perlu terus mengkaji
Alquran, sebab di dalam kitab suci ini terkandung semua bentuk ilmu,"
ajaknya.
Dicky memang menyumbangkan segenap
kemampuan serta kelebihan yang dimilikinya untuk umat. Di balik
kelebihan yang dimilikinya, ia bahkan bertanya-tanya, apakah sebagai
anugerah atau cobaan? "Bagi saya ini merupakan cobaan, sehingga saya
harus mengoptimalkan segala potensi yang saya miliki ini untuk
sebaik-baiknya kebutuhan dan kepentingan umat. Walaupun tak jarang feedback-nya buruk dengan munculnya fitnah dan ejekan-ejekan. Maklum saya memahami Islam bukan didapat dari pesantren," ujarnya
**
DICKY menikahi Risti Aristia Finia
25 Maret 1995, yang juga sama-sama alumnus STKS Bandung. Hanya Risti
masuk 2 tahun setelah Dicky mengakhiri studinya. Mereka mengaku hanya
kenal tak kurang dari 3 bulan.
Setelah menikah, banyak hikmah
yang didapatkannya. Setidaknya alumnus SMU 2 Bandung ini semakin
memahami hakikat interaksi sosial. Baginya, sikap ingin menang sendiri
tidak boleh muncul dalam keluarga, semuanya memiliki hak dan kewajiban
untuk saling melengkapi dan memberi.
Keluarga adalah amanah yang harus
dijaga dengan baik. Sesibuk apa pun setiap hari harus ada waktu untuk
mereka. "Saya selalu membawa keluarga bila ke luar kota, dan memberikan
kompensasi lain bila salah satu anak berhalangan, karena harus sekolah,"
tegasnya.
Bagaimana pun keluarga harus yang
utama, lanjut Dicky. Sesibuk apa pun, tidak ada alasan untuk mendidik
dan melindungi mereka. Mengajarkan kebenaran dan nilai-nilai luhur
Islam. Banyak yang sukses dalam karier dan pekerjaan seseorang, namun
bila dilihat dari keluarga, belum tentu. Di tengah kesibukannya yang
luar biasa, bagaimana Dicky mendidik keluarganya? "Saya berusaha
berkomunikasi dengan bahasa masing-masing anggota keluarga. Bila istri
saya sukanya shopping, saya juga ikut ketika dia memiliki keinginan untuk itu. Malah yang belanjanya lebih banyak saya. Ha.. ha... ha..," ujarnya.
Dikcy juga masuk ke dunia anak, misalnya menjadi teman main play stations anaknya,
Pertala. Dia mengaku hobi bahkan sering jadi tempat bertanya bila
anaknya kesulitan dalam bermain. Begitupun dengan Reksa, Dicky menjadi
teman main mandi bolanya, dan mainan-mainan lainnya.
Ketika berkunjung ke rumahnya, Dicky ditemani si bungsu Reksa yang kebetulan baru pulang sekolah playgroup.
Pada waktu bersamaan Reksa bercerita tetang istri teman gaibnya. Dicky
mengaku anaknya memiliki teman di dunia khayalannya dan dia seakan
tampak baginya. Apakah Akang membiarkannya? "Ya, bahkan dia sengaja saya
latih dan saya aktifkan otaknya, agar bisa mewarisi kemampuan yang saya
miliki. Saya yakin yang ia maksudkan (isti -red) adalah jin," ujarnya.
Sebenarnya, apa yang dialami
anak-anaknya tak lebih sebagai refleksi dari masa lalunya. Dicky juga
sebenarnya dianugerahi kemampuan melihat alam gaib sejak kecil. Tak
heran bila dalam beberapa kesempatan Dicky diminta untuk menjadi
narasumber dalam acara "Dunia Lain".
*
SAAT ia sekolah di tingkat dasar,
Discky termasuk yang paling berani dan kritis. Ia sering bermasalah
dengan guru. Ia berani tampil seorang diri mengajukan protes saat guru
sekolahnya melakukan praktik yang menyimpang. Kala itu Dicky menduga
guru tersebut memakan uang siswa.
Di SMP dia sering dikeluarkan saat
pelajaran karena selalu terlibat adu argumen. Ia menggugat
ketidaksesuaian informasi yang diberikan guru dengan buku bacaan yang
dipelajarinya.
"Di SMU pun demikian, saya sempat
berurusan dengan 3 guru. Saya langganan guru BP, karena sering terlibat
debat dengan guru. Saat itu, pendidikan kita masih mengajarkan bahwa
guru adalah sumber kebenaran dan segalanya, sehingga hanya patut digugu
dan ditiru. Adu argumen menjadi sesuatu yang tidak lazim dilakukan dan
dianggap melanggar," jelasnya.
Karakteristik Dicky ketika kecil
ini dilakukan pula oleh anak sulungnya. "Tak jarang saya dipanggil
pengajarnya, bahkan ia sekarang pindah sekolah pun karena terlalu sering
anak saya berurusan dengan guru. Ia berani protes bila ada yang tidak
benar. Banyak referensi dari saya, tetapi berbeda dengan guru," papar
Dicky.
Yang jadi pedoman bagi Pertala
adalah orangtua, dan itu yang seharusnya dilakukan oleh orang tua saat
ini, lanjutnya. Sehingga tidak kehilangan wibawa dan melepas tanggung
jawab pendidikan serta pengajarannya pada sekolah. Bagaimana pun orang
tua yang akan dimintai tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan
anaknya. Sekolah hanya membantu orang tua, bukan sebaliknya.
http://kumara-indonesia.blogspot.com/2011/04/biographic-dicky-zaenal-arifin-guru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan pendapat anda? Adakah saran untuk admin?