Harun Yahya |
Daftar isi:
Memikirkan ayat-ayat Al-Quran
|
Memikirkan ayat-ayat
Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kitab
terakhir yang Allah turunkan bagi semua manusia. Setiap orang yang hidup di
bumi wajib mempelajari Al-Qur'an dan melaksanakan perintah-perintahnya. Akan
tetapi, kebanyakan manusia tidak mempelajari ataupun melaksanakan apa yang
Allah perintahkan dalam Al-Qur'an kendatipun mereka menerimanya sebagai
sebuah kitab yang diwahyukan. Ini adalah akibat dari belum memikirkan tentang
Al-Qur'an tetapi sekedar mengetahui dari informasi yang didapat dari sana
sini. Sebaliknya, bagi orang yang berpikir, Al-Qur'an memiliki kedudukan dan
peranan yang sangat besar dalam kehidupannya.
Pertama-tama, orang yang berpikir
ingin mengetahui tentang Pencipta yang telah menciptakan dirinya dan jagad
raya di mana ia tinggal dari ketiadaan, yang telah memberinya kehidupan ketika
dirinya belum berwujud, dan yang telah menganugerahkan kepadanya nikmat dan
keindahan yang tak terhitung jumlahnya; dan ia pun mempelajari tentang
bentuk-bentuk perbuatan yang diridhai Allah. Al-Qur'an, yang Allah wahyukan
kepada Rasul-Nya, adalah petunjuk yang memberikan jawaban atas pertanyaan
manusia di atas. Dengan alasan ini, manusia perlu mengetahui kitab Allah yang
diturunkan untuknya sebagai petunjuk yang dengannya ia membedakan yang baik
dari yang buruk, merenungkan setiap ayatnya dan melaksanakan apa yang Allah
perintahkan dengan cara yang paling tepat dan diridhai.
Allah berfirman tentang tujuan diturunkannya Al-Qur'an
untuk manusia:
Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran.
(QS. Shaad, 38: 29)
Sekali-kali
tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al-Quran
itu adalah peringatan. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil
pelajaran daripadanya (Al-Quran). Dan mereka
tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah
menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa
kepada-Nya dan berhak memberi ampun.
(QS. Al-Muddatstsir, 74: 54-56)
Banyak orang membaca Al-Qur'an, namun yang penting adalah
sebagaimana yang Allah nyatakan dalam ayat-Nya yakni merenungkan tiap ayat
Al-Qur'an, mengambil pelajaran dari ayat tersebut dan memperbaiki perilaku
seseorang sesuai dengan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Orang yang
membaca ayat: Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah, 94: 5-6),
misalnya, akan merenungkan ayat ini: ia paham bahwa Allah menciptakan
kemudahan disamping setiap kesulitan, karena itu yang ia harus lakukan ketika
menemui sebuah kesulitan adalah percaya penuh kepada Allah dan menantikan kemudahan
yang akan datang kemudian. Dengan janji Allah ini, ia melihat bahwa putus
harapan atau menjadi panik di saat munculnya kesulitan adalah sebuah tanda
dari lemahnya iman. Setelah membaca dan merenungkan ayat di atas, perilakunya
selalu sejalan dengan ayat tersebut sepanjang hidupnya.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengisahkan beberapa pelajaran dari
kehidupan para nabi dan rasul yang hidup di masa lampau agar manusia dapat
melihat bagaimana perilaku, pembicaraan dan kehidupan manusia yang diridhai
Allah, dan menjadikan mereka sebagai panutan. Allah berfirman dalam beberapa
ayat-Nya bahwa manusia hendaknya memikirkan dan mengambil pelajaran dari
kisah-kisah para rasul tersebut:
Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal.
(QS. Yuusuf, 12: 111)
Dan
juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya
kepada Fir'aun dengan membawa mu'jizat yang nyata.
(QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 38)
Maka
Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan
peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.
(QS. Al-Ankabuut, 29: 15)
Dalam Al-Qur'an, disebutkan beberapa ciri bangsa-bangsa
kuno, akhlaq serta bencana-bencana yang menimpa mereka. Adalah sebuah
kesalahan yang besar untuk memahami ayat-ayat ini hanya sebagai peristiwa
sejarah dengan berbagai peristiwa yang menimpa mereka. Sebab, sebagaimana di
semua ayat yang lain, Allah mengisahkan kehidupan bangsa-bangsa di masa
lampau untuk kita renungkan dan ambil pelajaran dari berbagai bencana yang
menimpa bangsa-bangsa ini sebagai pedoman dalam memperbaiki perilaku kita:
Dan
sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah
orang yang mau mengambil pelajaran?
(QS. Al-Qamar, 54: 51)
Dan
Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang
berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang
diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai
pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah
dahsyatnya adzab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami
mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
(QS. Al-Qamar, 54: 13-17)
Allah telah menurunkan Al-Qur'an untuk semua manusia
sebagai petunjuk. Oleh karena itu, memikirkan setiap ayat Al-Qur'an dan
menjalani hidup sesuai Al-Qur'an dengan mengambil pelajaran dan peringatan
dari setiap ayatnya adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan keridhaan,
kasih sayang dan surga Allah.
|
Tentang apakah di dalam
Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk berpikir?
Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr
(Al-Quran),
agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkan.
(QS. An-Nahl, 16: 44)
Sebagaimana
dalam ayat di atas, di banyak ayat-Nya yang lain, Allah mengajak manusia untuk
merenung.Memikirkan tentang apa-apa yang Allah perintahkan kita untuk berpikir,
dan melihat makna tersembunyi dan keajaiban ciptaa-Nya adalah salah satu bentuk
ibadah. Setiap hal yang kita renungkan akan membantu kita untuk lebih
mengetahui dan mengakui akan Kekuasaan, Kebijaksanaan, Ilmu, Seni dan
sifat-sifat Allah yang lain.
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan penciptaan dirinya sendiri
Dan berkata manusia: "Betulkah
apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi
hidup kembali?" Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya
Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?
(QS. Maryam, 19: 66-67).
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan tentang penciptaan alam semesta
Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan
Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
(QS. Al-Baqarah, 2: 164)
Allah İnsanı Dünya
Hayatının Geçiciliğini Düşünmeye Çağırır
Dünya
hayatının örneği, ancak gökten indirdiğimiz, onunla insanların ve hayvanların
yediği yeryüzünün bitkisi karışmış olan bir su gibidir.Öyle ki yer, güzelliğini
takınıp süslendiği ve ahalisi gerçekten ona güç yetirdiklerini sanmışlarken
(işte tam bu sırada) gece veya gündüz ona emrimiz gelmiştir de, dün sanki
hiçbir zenginliği yokmuş gibi, onu kökünden biçilip atılmış bir durumda kılmışız.Düşünen
bir topluluk için biz ayetleri böyle birer birer açıklarız. (Yunus Suresi, 24)
Hangi biriniz ister ki, altından ırmaklar akan hurmalardan,
üzümlerden bir bahçesi olsun, içinde kendisinin olan bütün ürünler de bulunsun;
fakat kendisine ihtiyarlık gelip çatsın, (üstelik) zayıf ve küçük çocukları
olsun (böyle bir durumda iken) ona (bahçesine) ateşli bir kasırga isabet etsin
de yanıversin. İşte Allah size ayetleri böyle açıklar, ki düşünesiniz. (Bakara
Suresi, 266)
.
.
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan sifat kehidupan dunia yang sementara
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan
duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu
tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada
yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya
mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya adzab
Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana
tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang
yang berpikir.
(QS. Yuunus, 10: 24)
(QS. Yuunus, 10: 24)
Apakah
ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam
buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang
mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya.
(QS. Al-Baqarah, 2: 266)
(QS. Al-Baqarah, 2: 266)
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan nikmat-nikmat yang mereka miliki
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan
bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya.Dan menjadikan
padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada
siang.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir.
(QS. Ar-Rad, 13: 3-4)
(QS. Ar-Rad, 13: 3-4)
Pernyataan bahwa
terjadinya siang dan malam, pergerakan serta posisi bumi dan matahari sebagai
sebuah kebetulan adalah sebuah kesalahan yang besar. Allah telah menciptakan
siang dan malam untuk manusia saja.
|
|
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa
yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berpikir.
(QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
(QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.Dan Dia menundukkan malam
dan siang, matahari dan bulan untukmu.Dan bintang-bintang itu ditundukkan
(untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya), dan Dia
(menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan
berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dan
Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan).Dan dengan
bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang
menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
(QS. An-Nahl, 16: 11-17)
(QS. An-Nahl, 16: 11-17)
|
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan tentang dirinya sendiri
Dan
mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?
(QS. Ar-Ruum, 30: 8)
(QS. Ar-Ruum, 30: 8)
Allah mengajak manusia
untuk berpikir tentang akhlaq yang baik
Dan janganlah kamu dekati harta anak
yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.Kami tidak memikulkan beban
kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata,
maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
ingat.
(QS. Al-Anaam, 6: 152)
(QS. Al-Anaam, 6: 152)
Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
(QS. An-Nahl, 16: 90)
(QS. An-Nahl, 16: 90)
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
(QS. An-Nuur, 24: 27)
(QS. An-Nuur, 24: 27)
Allah mengajak manusia
untuk berpikir tentang akhirat, hari kiamat dan hari penghisaban.
Pada hari ketika tiap-tiap diri
mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang
telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa
yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat
Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.
(QS. Aali Imraan, 3: 30)
(QS. Aali Imraan, 3: 30)
Dan
ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami
telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlaq yang
tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
(QS. Shaad, 38: 45-46)
(QS. Shaad, 38: 45-46)
Maka
tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
Kiamat sudah datang?
(QS. Muhammad, 47: 18)
(QS. Muhammad, 47: 18)
.
Allah mengajak manusia untuk memikirkan makhluk hidup yang Dia
ciptakan
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:
"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
(QS. An-Nahl, 16: 68-69).
(QS. An-Nahl, 16: 68-69).
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan adzab yang dapat secara tiba-tiba menimpanya
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku
jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah
kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!
(QS. Al-Anaam, 6: 40)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).
(QS. Al-Anaam, 6: 46)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang dzalim?"
(QS. Al-Anaam, 6: 47)
(QS. Al-Anaam, 6: 40)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).
(QS. Al-Anaam, 6: 46)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang dzalim?"
(QS. Al-Anaam, 6: 47)
Dan
tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali
atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula)
mengambil pelajaran?
(QS. Yuunus, 10: 50)
(QS. Yuunus, 10: 50)
Dan
tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali
atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula)
mengambil pelajaran?
(QS. At-Taubah, 9: 126)
(QS. At-Taubah, 9: 126)
Dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami
binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia
dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.
(QS. Al-Qashas, 28: 43)
(QS. Al-Qashas, 28: 43)
Dan
sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah
orang yang mau mengambil pelajaran?
(QS. Al-Qamar, 54: 51)
(QS. Al-Qamar, 54: 51)
Dan
sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan)
musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil
pelajaran.
(QS. Al-Araaf, 7: 130) .
(QS. Al-Araaf, 7: 130) .
Allah mengajak manusia
untuk memikirkan tentang Al-Qur'an
Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
(QS. An-Nisaa, 4: 82)
(QS. An-Nisaa, 4: 82)
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang
kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?
(QS. Al-Muminuun, 23: 68)
(QS. Al-Muminuun, 23: 68)
Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran.
(QS. Shaad, 38: 29)
(QS. Shaad, 38: 29)
Sesungguhnya
Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.
(QS. Ad-Dukhaan, 44: 58)
(QS. Ad-Dukhaan, 44: 58)
Sekali-kali
tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran
itu adalah peringatan.Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil
pelajaran daripadanya (Al Quran).
(QS. Al-Muddatstsir, 56: 54-55)
(QS. Al-Muddatstsir, 56: 54-55)
Dan
demikianlah Kami menurunkan Al Qur'an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar
mereka bertakwa atau (agar) Al Qur'an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka..
(QS. Thaahaa, 20: 113).
(QS. Thaahaa, 20: 113).
Rasul-rasul Allah
mengajak umatnya yang kurang dalam hal pemahaman untuk berpikir
Katakanlah: Aku tidak mengatakan
kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku
mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku
seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka
apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
(QS. Al-Anaam, 6: 50)
(QS. Al-Anaam, 6: 50)
Dan
dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah
tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk
kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan
yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki
sesuatu (dari malapetaka) itu.Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka
apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?"
(QS. Al-Anaam, 6: 80)
(QS. Al-Anaam, 6: 80)
Allah mengajak manusia
berpikir untuk melawan pengaruh syaitan
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan
syaitan maka berlindunglah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan
fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak
henti-hentinya (menyesatkan).
(QS. Al-Araaf, 7: 200-202)
(QS. Al-Araaf, 7: 200-202)
Perintah Allah untuk
mengarahkan orang yang diberi penjelasan tentang ajaran agama agar berpikir
secara mendalam.
Pergilah kamu beserta saudaramu dengan
membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku;
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut".
(QS. Thaahaa, 20: 42-44)
(QS. Thaahaa, 20: 42-44)
Allah mengajak manusia
untuk berpikir tentang kematian dan mimpi
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang)
jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang)
yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.
(QS. Az-Zumar, 39: 42)
(QS. Az-Zumar, 39: 42)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan pendapat anda? Adakah saran untuk admin?