Beberapa temuan baru pesawat antariksa NASA menunjukkan planet Mars bisa mendukung kehidupan manusia di masa depan.
Foto: NASA
Pesawat antariksa Amerika yang mengorbiti planet Mars, Orbiter Mars Reconnaissance, menunjukkan ada kemungkinan planet tersebut suatu saat bisa mendukung kehidupan manusia. Orbiter itu telah menemukan bukti terkuat bahwa di planet Mars ada air yang mengalir pada musim panas.
Charles Bolden, Kepala Badan Antariksa Nasional Amerika atau NASA, mengatakan Program Eksplorasi Planet Mars NASA terus membuat para ilmuwan makin dekat untuk mengetahui apakah planet Mars dapat mendukung sebagian kehidupan. Menurut dia, program itu telah menunjukkan bahwa planet Mars adalah tujuan penting bagi eksplorasi manusia di masa depan.
Orbiter Mars Reconnaissance mengkaji banyak lereng gunung di sepanjang belahan bagian selatan planet Mars. Garis gelap pada sisi gunung terlihat seperti jari-jari. Tanda-tanda ini muncul dan hilang seiring pergantian musim.
Tanda-tanda itu muncul ketika suhu planet Mars naik. Mereka terlihat lebih besar ketika bergerak ke lereng gunung. Ketika suhu dingin, garis gelap itu menghilang. Tetapi, muncul lagi di planet Mars pada musim semi selanjutnya, atau musim panas.
Alfred McEwen, Investigator Utama dalam Eksperimen Pemotretan Beresolusi Tinggi Orbiter Mars yang juga Professor Geologi Planet pada Universitas Arizona di Tucson, menyatakan aliran air yang asin merupakan penjelasan terbaik dari observasi orbiter planet Mars. Pesawat antariksa lain dan berbagai meteorit Mars telah menunjukkan bahwa permukaan Mars asin.
Menurut McEwen, air di planet Mars bisa berbeda dari yang ditemukan di bumi. Dia menyebut air pada planet Mars lebih seperti cairan kental. Majalah “Science” mempublikasikan laporan mengenai temuan-temuan orbiter tersebut.
McEwen dan timnya percaya bahwa air kemungkinan mengalir di planet Mars purbakala. Tetapi, apakah air di planet Merah itu eksis sebagai cairan masih dapat diperdebatkan. Hasil oksidasi besi pada planet Mars membuat planet itu berwarna kemerahan.
Philip Christensen, ahli geologi pada Arizona State University, menegaskan para ilmuwan telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa es ada di planet Mars.
“Kami tahu planet Mars punya banyak es. Tetapi, ini bukan pertama kalinya kami telah melihat potensi akan air cair. Itu mungkin air asin. Tapi itu memang cair. Dan saya pikir, itulah kunci yang nyata di sini. Bukannya planet Mars tidak punya banyak es, tetapi air cair – yang pasti bagi sebuah organisme—sangat berbeda dari es,” papar Philip Christensen.
Ahli geologi Lisa Pratt dari Indiana University menyambut baik hasil penelitian itu. Menurut dia, temuan itu akan membantu para ilmuwan merencanakan perjalanan di masa depan untuk mencari tanda-tanda kehidupan pada planet Mars masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan pendapat anda? Adakah saran untuk admin?