"Kami berfirman,"Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian
jika datang Petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti
Petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula)mereka bersedih
hati."
Apa yang menyebabkan manusia bersedih ? sebetulnya tidak mungkin ada
kekhawatiran
bila selalu mengikuti jalan atau petunjuk Allah. Dan ternyata sedih itu adalah
iba hati terhadap diri sendiri yang timbul karena ego sendiri, seperti
contohnya
apabila orang tua kita meninggal kadang kadang kita larut dalam kesedihan
sebenarnya
yang kita sedihi itu orang tua kita atau kita sendiri. Kita kehilangan orang
tua kita tidak ada lagi yang melindungi tidak ada lagi yang menafkahi kita dan
ternyata yang kita sedihi itu adalah kita sendiri karena kita merasa kehilangan
yang kita miliki. Apabila kita berpegang kepada Islam tidak ada satu persoalan
yang tidak ada solusinya. kita harus meyakini bahwa semuanya datang dari Allah
dan kembali lagi kepada Allah, Innalillahi wa inailahirojiun,
keyakinan
tersebut tidak hanya diucapkan dan diyakini hanya ketika ada orang yang
meninggal
saja akan tetapi pada semua hal.
Yang membuat manusia bersedih antara lain:
- Tidak mentaati peraturan peraturan Allah
- Konsekuensi dari setiap pelanggaran manusia terhadap petunjuk petunjuk Allah
(Konsekuensi dari setiap amal yang kita lakukan baik atau buruk)
"Sesungguhnya orang orang Mukmin, orang orang Yahudi, orang orang
Nasrani,
dan orang orang Shabi-in, siapa saja diantara mereka yang benar benar
beriman
kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima Pahala
dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, tidak (pula)
mereka
bersedih."(Q.S. Al Baqarah 62)
Jadi segala amal perbuatan yang dilakukan harus dikarenakan Allah SWT sedangkan
pahala merupakan bonus yang berasal dari konsekuensi amal perbuatan kita.
"(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang
menyerahkan diri kepada
Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya Pahala pada sisi Tuhannya
dan
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati."(Q.S.Al
Baqarah 112)
Apabila kita mengikuti petunjuk atau aturan Allah, tidak akan menyesal akan
apa yang telah dialami karena semuanya adalah cobaan dan gemblengan dari Allah
SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang. Setiap kemajuan, kehebatan tidak ada yang
berasal dari kesenangan tapi berasal dari kesusahan, gemblengan seperti
contohnya
apabila badan ingin kuat maka kita harus mengolahragakan badan kita, dan tidak
ada kematangan jiwa yang berasal dari kesenangan.
Apabila kita hidup dengan mengikuti jalan Allah, Insya
Allah kita dapat hidup
dengan nikmat dan bahagia. Setiap dibalik cobaan selalu ada hikmahnya, jangan
memandang cobaan hanya dari satu sisi saja tapi dari berbagai sisi dengan
demikian
kita akan mendapatkan hikmahnya dan dengan demikian kita akan selalu waspada
seperti yang diajarkan oleh Islam dan kebanyakan manusia tidak waspada sehingga
disinilah Iblis masuk melalui bisikan bisikannya sehalus mungkin sehingga
manusia
tidak menyadarinya. Cobaan bisa berbentuk apa saja, dapat berupa kesedihan,
kesenangan dan lain lain. Terkadang manusia apabila mendapatkan cobaan yang
tidak enak selalu saja menyalahkan orang lain mengkambinghitamkan. Sedih itu
sebenarnya manusiawi karena manusia mempunyai emosi. Nabipun pernah bersedih
yaitu ketika istri, anak, dan pamannya meninggal pada tahun yang sama sehingga
tahun tersbut disebut juga tahun berduka cita. Tetapi kesedihan tersebut jangan
pernah terlalu berlebihan. Kita tidak mungkin mencari cara menghilangkan
kesedihan,
tetapi kita bisa mencari cara untuk keluar dari kesedihan itu.
Seringkali manusia
memanfaatkan kelebihan yang diberi Allah untuk kepentingan
pribadi padahal Allah memberikan hal itu adalah untuk beribadah kepada Allah
dan seringkali hal itu merupakan cobaan untuk manusia. Kesimpulannya jika ada
cobaan terimalah itu kalau kita ingin menghindari atau mengatasinya kembalilah
ke jalan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan pendapat anda? Adakah saran untuk admin?