Bismillahirrahmanirrahim..
Hujan gemericik menambah suasana pagi yang dingin. Yang membuatku memikirkan hal - hal dimasa kemarin, aku terus bertanya bagaimana cara untuk terlepas dari kebiasaan yang melekat berabad-abad lamanya, hingga menempel di alam bawah sadar.
Bagaimana untuk mensetting bahwa iba diri itu tidaklah enak dan beberapa kali metode yang diterapkan kerap kali membawa pada masa yang sama. Dan mengapa sedih hati itu dilarang? padahal kebanyakan orang senang, bangga dan hidup terbiasa dengan itu.
"Ketika hati berfungsi jauh dari yang semestinya, akan membawa pada penurunan / perubahan atas fitrah tersebut dikehidupan kita". Kata-kata yang pernah dibaca tanpa difahami sebelumnya, tapi tidak setelah teguran itu terjadi.
Ketika fungsinya tidak sesuai dengan fitrahnya, ia akan menimbulkan dampak terhadap organ - organ lain. Hati adalah Ladang pengetahuan, ilmu, serta pemahaman ketika berpungsi dengan semestinya, tapi menjadi ladang derita ketika jauh dari fungsi baiknya. Ketika dia tidak bekerja pada jalur semestinya, fungsi hati tergantikan oleh fungsi negatif tubuh. Prosesnya?
Fikiran atau perasaan buruk / negatif yang muncul sebenarnya adalah akibat dari keengganan Hati untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Akal. Dan melalui kekuatannya, Hati berhasil dikuasai oleh bala tentara Kebodohan yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memprovokasi dan mengintimidasi bala tentara Akal dan menggoyahkan indra batin / pikiran kita.
Bisa dikatakan, fungsi otak menurun dan berdampak pada sistem tubuh.
Dan itu terjadi kemarin pada diriku, ketika penguasaan akal tak berhasil, lalu membuat tubuh kurang maksimal dan tak waspada saat berkendara dengan motor. Padahal, ini bukan kali pertama mengendarainya dan terjatuh pada alur yang sama. Tapi kejadian itu terjadi sangat singkat dan berhasil membuatku terjatuh.
Dan mungkin itu adalah sebuah jawaban atas ketidakfahamanku dengan fungsi dan keberadaannya.
Kita terlalu terbiasa dengan slogan, “wanita itu lemah”. Memang, wanita dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda dengan para pria. Kelebihan wanita dibidang “merasakan” terkadang menjadi kelemahannya pula disaat tidak mampu untuk menguasai diri. Hingga kita membenarkan kelemahan itu.
Padahal, pria pun dengan dilebihkannya kemampuan akalnya dibandingkan wanita, banyak pula yang tidak memaksimalkan fungsinya. Jadi, tiada alasan untuk membiarkan jatuh pada pilihan lemah dari pada kuat. Pria dan wanita memiliki tugasnya masing – masing. Maka dari itu kemampuannya terlahir disesuaikan dengan fitrahnya di bumi ini.
~L.K`~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar dan pendapat anda? Adakah saran untuk admin?